STUDI KASUS: HIPERTERMIA DENGAN KOMPRES HANGAT PADA PASIEN TUBERCULOSIS
Keywords:
Hyperthermia, Warm Compress, Pulmonary TuberculosisAbstract
One of the symptoms of pulmonary tuberculosis is hyperthermia which is the body response to infection process. Tuberculosis sufferers are usually subfebrile, resembling fluenza, but sometimes they can be infected by influenza with body temperature ranging between 38,0oC and 38,5oC. The effort made to overcome hyperthermia is by giving warm compresses to reduce fever. Method this is descriptive research using case study approach that focuses on hyperthermia with warm compresses in pulmonary tuberculosis patients at Tk II Putri Hijau Hospital, Medan. Results after nursing interventions in patients 1 dan 2 with warm compresses on the forehead, axilla, tibia fibula, for 4 days, the patients body temperature decreases from 38oC to 37oC. Conclusion it is concluded that there is a nursing problem in patient 1 and patient 2, namely hyperthermia. Suggestions It is expected that the health workers improve their nursing skills in providing nursing care, especially in taking actions to reduce patients fever, so as to reduce is incidence.
Downloads
References
Alexa, (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan pada Pengobatan Penderita Tuberculosis Paru. Journal keperawatan. 4(2)13-15. https://cholar.google.id.
Ariyani, (2016). Hubungan Pengetahuan dengan kepatuhan pada pengobatan penderita Tuberculosis Paru Di Puskesmas Pekauman Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Journal Pharmacine, 3 (2) 23;28, https://ips,unlam.ac.id
Budiono & Pertami, (2016). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika
Devi, (2019). Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan perilaku Pasien TB MDR dalam Pencegahan Penularan TB MDR Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Semarang. Journal Kesehatan Masyarakat (e-journal).7(1). http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm.
Dermawan, (2012). Proses Keperawatan: Penerapan Konsep dan Kerangka Kerja.Yogyakarta :Gosyen Publishing
Djojodibroto, (2016). Respirologi (Respiratory Medicine) edisi Bahasa Indonesia Monica Ester. Jakarta : ECG
Doengoes,M.E., (2012). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : ECG
Fantoni, A. (2014). Asuhan Keperawatan pada Ny.M dengan Tuberculosis Paru di Ruang Melatih Rumah Sakit Daerah Balung Jember.
Gusti, (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Penerbit CV Trans Info Media
Herdman,K. (2018). Nanda Intrnation Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2018-2020. Edisi 11. Jakarta: ECG
Hermayudi, A. (2017). Penyakit Daerah Tropis. Yogyakarta: Nuha Medika
Irwanti, (2015). Kompres Air Hangat pada Daerah Aksila dan Dahi Terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Pasien Demam.
http://journal.almaata.ac.id/index.php/JNKI/article/view/93
Kemenkes RI, (2015). Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015;2019,
Jakarta : Kemenkes RI
Dinas Kesehatan, (2016). Penanggulangan Tuberculosis di Kota Medan, Medan : Dinas Kesehatan Kota Medan
Maria. (2016). Efektifitas Kompres Hangat dengan Tepid Water Sponge Terhadap Penurunan Demam pada Pasien yang Mengalami Kejadian Demam. https://ejournal.umc.ac.id/index.php/JIK/articel/view/249
Muhammad R, Bambang E.W. (2018). Diagnosa Keperawatan yang Sering Ditegakkan Perawat pada Pasien Tuberculosis Paru Di RS Diponegoro,Jawa Tengah:http://journal.ppnijateng.org/index.php/jkmk
Mulyadi, N. (2016). Pengetahuan, ikap dan Perilaku Keluarga dalam Pencegahan Penularan Tuberkuosis Paru. Jurnal Ilmu Keperawatan ,59.Diaskes tanggal 06 Januari 2019 melalui http://journal.umy.ac.id/indexx.php
Muttaqin, (2012). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Pemeswari. (2016). Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Pada Pasien Tuberculosis di Rumah Sakit Mayjen H. A. Thalib Kabupaten Kerinci. Jurnal Sains farmasi & klinis, 2 (2) 116-121. http://jsfkonline.org
Pramasari, (2019). Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberculosis Paru di Ruang Seruni Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Poltekkes Kemenkes Kaltim.
Priesca, D.O.C & Rika M.S. (2020). Studi Literatur Kompres Hangat untuk Mengatasi Hipertermia pada Penderita Paru di Universitas Muhammadiyah Ponorogo. http://studentjournal.umpo.ac.id/index.php/HJS.
Rab,T. (2017). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Ilmu Penyakit Paru.
Riskesdes, (2017). Profil Kesehatan Prov Sumut 2016. Medan : Dinas Prov. Sumatera Utara.
SDKI, (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik (1). Jakarta Selatan: Dewan Penguus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Smeltzer, S., (2014). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : ECG.
Sudoyo, (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jakarta :TIM.
Suratun, (2013). Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Infeksi . Jakarta :CV. Trans Info Media.
Somantri, (2012). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Tanto, dkk, (2014). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 4, Jakarta :Media Aesculapius.
Tarwoto, (2011). Anatomi dan fisiologi, Jakarta :TIM.
Teguhardi. W. A (2021). Asuhan Keperawatan pada Ny.N dengan Tuberculosis Paru di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung. Universitas Aisyyah Bandung.
Ulliya, (2018). Diagnosa Keperawatan Yang Sering Ditegakkan Perawat pada Pasien Tuberculosis Paru di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan dan Manajemen Keperawatan, Vol 01 No. 02 3-7 diakes pada tanggal 07 oktober 2019 melalui https://journal.ppnijateng.org/index.php/jkm/article/download/139/pdf
WHO, (2016). Adherence toLong-Term Theraoirs : Evidence World Health Organization.
WHO, (2017). Global Tuberculosis Report 2017 Jenewa
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.