TRADISI BATAMAT AL-QUR’AN WUJUD PENERAPAN SILA KE SATU PANCASILA PADA MASYARAKAT BANJAR KALIMANTAN SELATAN

Abstract

Batamat al-Qur’an merupakan salah satu dari beberapa ritual penting dalam kehidupan urang Banjar. Meskipun Batamat al-Qur’an merupakan ritual yang menekankan tanggung jawab pribadi umat Islam kepada Tuhannya, namun tradisi ini telah menjadi ritual yang menyangkut aspek sosial dimana masyarakat, warga, dan keluarga terlibat bersama dalam proses Batamat al-Qur’an. Masyarakat Banjar pada umumnya memandang Batamat al-Qur’an sebagai hajatan yang bermakna bagi generasi selanjutnya, hal itu menunjukkan aspek keberhasilan penguasaan kitab suci al-Quran. Dari masyarakat Banjar terdapat pula pemahaman terhadap tradisi Batamat dalam kehidupan sehari-hari meliputi nilai-nilai sosial berupa sikap gotong royong, saling membantu hingga sebagai ajang membangun ajang komunikasi antara warga dan saling silaturahmi. Namun, beberapa nilai lokal atau tradisi pra-Islam sebelumnya masih mewarnai proses Batamat al-Qur’an. Sementara itu makna al-Qur’an dalam tradisi Batamat bagi masyarakat Banjar adalah sebagai bentuk untuk mengharap keberkahan dan keselamatan dari kegiatan membaca al-Qur’an, baik itu keselamatan untuk dirinya ataupun untuk keluarganya