REALITA KESANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN TERMINAL LOKARIA

Authors

  • Hardian IKIP Muhammadiyah Maumere, Sikka, Indonesia
  • Robertus Adi Sarjono Owon IKIP Muhammadiyah Maumere, Sikka, Indonesia
  • Muhammad Lautama IKIP Muhammadiyah Maumere, Sikka, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.55681/sentri.v2i7.1149

Keywords:

Bahasa Santun, Maksim, Terminal

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1). mendeskripsikan realisasi kesantunan berbahasa di lingkungan terminal lokaria, dan (2).ragam bahasa yang diucapkan oleh sopir dan pedagang di terminal lokaria. Sumber data yang diperoleh dari percakapan hasil wawancara dari nara sumber sopir angkot  dan pedagang yang ada di lingkungan terminal. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi di lingkungan terminal, untuk mencari tahu realisasi kesantunan bahasa dan ragam bahasa dari tuturan sopir dan pedagang. Hasil penelitian menunjukan bahwa, di lingkungan terminal masih terdapat bahasa yang dianggap santun karena pada tuturan sopir dan pedagang, yang sesuai dengan prinsip kesantunan bahasa yang dikemukakan seorang ahli bahasa yaitu leech. Pendapat leech yang dijadikan tolak ukur dalam proses pengambilan sampel yang menjadi tolak ukur kesantunan bahasa yang ada di terminal pada tuturan sopir dan pedagang. Kesantunan bahasa pada tuturan sopir dan pedagang bisa dianggap santun apabila memenuhi prinsip kasantunan leech yaitu: maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan, dan maksim kesimpatian. Selain dari penemuan kesantunan bahasa yang sesuai dengan keenam maksim diatas, ditemukan juga dua wujud ragam bahasa yang tidak santun yang terdiri dari: ragam santai dan ragam akrab. Kedua ragam tersebut didapatkan ketika melakukan observasi selama 8 hari

Downloads

Download data is not yet available.

References

A. Muri Yusuf. 2014. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan”. Jakarta : prenadamedia group.

Allan, K. dan Wijayana, I. Dewa Putu. 2004. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Andi Prastowo. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.

Bell, 1976.Sosiolimguistik suatu pengantar. Jakarta: PT. Gramedia.

Cahyono.1995. Prinsip-prinsip pragmatik. Penerbit PT Rafika Aditama.

Chaer, A. dan Muliastuti, L. 2014 Semantik Bahasa Indonesia .In : Makna dan Semantik. Univeritas Terbuka Jakarta ,1-39.

Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa..Jakarta: Rineka Cipta.

Fisman.1995 dalam Sumarsono. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Sabda.

Juniardi, Yudi. 2013. “ Analisis Kesantunan Bahasa dan Variasi Bahasa Dalam Berkomunikasi Via Twitter”. Dipublikasi pada KOLITA 2013. Jakarta: Pkbb Atma Jaya.

Koenjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Anrtopologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Mulyana. 2005. Kajian Wacana, Teori, Metode dan Aplikasi Pinsip-Prinsip Analisi Wacana. Yogyakarta.Tiara Wacana.

Owon, RAS. 2022. Sosiolinguistik, Suatu Perkenalan Awal. Bandung: FORSILADI.

Purwo, Bambang Kaswati. 1990. Pragmatk dan Pengajaran Bahasa.Yogyakarta: Kanisius.

Rahardi, Kunjana. 2009. Sosiopragmatik. Erlangga. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia

Rani, Abdul.Dkk. 2006.Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa Dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publising.

Salam, Burhanudin. 2001. Komunikasi Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : ALFABETA.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatig, dan R&D, Alfabeta,Bandung

Tarigan, 1990.Pembelajaran pragmatik. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. PengkajianPragmatik. Bandung: Angkasa.

Zamzani, 2007.Kajian Sosiopragmatik.Yogyakarta: Cipta Pustaka.

Downloads

Published

2023-07-05

How to Cite

Hardian, H., Owon, R. A. S., & Lautama, M. (2023). REALITA KESANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN TERMINAL LOKARIA. SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, 2(7), 2492–2506. https://doi.org/10.55681/sentri.v2i7.1149