Sapangambei Manoktok Hitei : Pola Hubungan Masyarakat Lintas Agama dalam Mewujudkan Harmonisasi di Kota Pematangsiantar

Authors

  • Rikky Fransiskus Simarmata Magister Sosiologi Agama, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Indonesia
  • Izak Yohan Matriks Lattu Magister Sosiologi Agama, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.55681/jige.v5i3.3272

Keywords:

Sapangambei Manoktok Hitei, Public Relations, Harmonization

Abstract

Sapangambei Manoktok Hitei is a philosophy of the Simalungun tribe which means mutual cooperation or working together for a noble cause. This philosophy has been a city slogan in Pematangsiantar for almost 150 years. This paper aims to analyze interfaith community relations on the slogan Sapangambei Manoktok Hitei in Pematangsiantar City, especially to people who have begun to be polarized by ethnicity and religion as a force in the modern era. The pattern of community relations is the basis of the social process, which points to the existence of a dynamic pattern of relationships. Community activities become a reference in the pattern of interfaith relations. This paper uses Blumer's (1969) symbolic interactionism theory approach to see the meaning (which is interpreted by the community regarding symbols, and is complemented by Izak Lattu (2023)) to see the extent to which the interpreted symbol is a living text in society. This paper uses qualitative-descriptive methods with literature study. The results of the paper show that symbols are an effort in establishing interfaith community relations patterns. The imagination of the Sapangambeii Manoktok Hitei symbol that can develop can be used by the community as a preventive imagination in destructive reality.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Dasuha. (2012). Sejarah Perlawanan Sang Naualuh Damanik Menentang Kolonialisme Belanda di Simalungun.

Data Jumlah Penduduk. (2021).

Fitri, H. (2018). Hitei Symbols Interpreted as Simalungun Ethnic Identity in Regional Autonomy. 138 (IcoCSPA 2017), 94–96.

H, A. (2014). Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi dari Klasik Sampai Modern. IRCiSoD.

Herbet, B. (1969). Symbolic Interactionism Perspective and Method. University of California Press.

Hubungan, P., & Lintas, M. (2017). LAMPUNG SELATAN Idrus Ruslan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung Abstrak A . Pendahuluan Fakta kemajemukan masyarakat Indonesia jika dilihat dari latar belakang suku bangsa , sosial budaya , bahasa dan juga agama adalah merupakan kenyataan yang t. 12(2), 129–144.

Idi, A. (2012). Harmoni Sosial: Interaksi Sosial “ Natural-Asimilatif ” antara Etnis Muslim Cina dan Melayu-Bangka. Thaqafiyyat, 13(2), 362–383.

Izak Y.M. Lattu. (2020). “Teologi tanpa Tinta: Mencari Logos melalui Etnografi dan Folklore.” Membangun Gereja Sebagai Gerakan Yang Cerdas Dan Solider (F. Purwanto, Agustinus, & T. E. Warsono (Eds.)). Sanata Dharma University Press.

Izak Y.M. Lattu. (2023). Rethinking Interreligious Dialogue: Orality, Collective Memory, and Christian-Muslim Engagements in Indonesia. BRILL.

John, C. (1994). Research Design: Qualitative & quantitative approach. Thousand Oaks.

Lattu, I. (2022). Menggugat Majoritanisme, Menegaskan Covenantal Pluralism Indonesia. Menggugat Majoritanisme, Menegaskan Covenantal Pluralism Indonesia, 1.

Lesmana, R. P. D., & Syafiq, M. (2022). Fanatisme Agama dan Intoleransi pada Pengguna Media Sosial. Character : Jurnal Penelitian Psikologi, 9(3), 36–49.

Lubis, M. N., Joebagio, H., & Pelu, M. (2019). Dalihan Na Tolu Sebagai Kontrol Sosial Dalam Kemajuan Teknologi. Sejarah Dan Budaya Jurnal Sejarah Budaya Dan Pengajarannya, 13(1), 25–33. https://doi.org/10.17977/um020v13i12019p025

Lukmanul Hakim, A. (2022). Eksistensi Pancasila Sebagai Simbol Pemersatu Multikultural Bangsa. Jurnal Citizenship Virtues, 2(1), 223–230.

Ranubaya, F. A., & Endi, Y. (2023). Analisis Privasi Dan Publikasi Postingan Media Sosial Di Kalangan Orang Muda Menurut Interaksionisme Simbolik Herbert Blumer. Metta : Jurnal Ilmu Multidisiplin, 3(2), 133–144. https://doi.org/10.37329/metta.v3i2.2455

Riana, Friski dan Wibowo, K. (2021). ‘Setara Institut : Pematangsiantar Terhempas dari Daftar Kota Paling Toleran’. Tempo Co.Id.

Saragih, H. (2018). DINAMIKA IDENTITAS ETNIS SIMALUNGUN DAN PEMBANGUNAN DI KOTA PEMATANG SIANTAR. ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah Kebudayaan Dan Kesejarahan, Volume V(No. 2).

Simarmata et al. / Jurnal Ilmiah Global Education 5 (3) (2024)

Sapangambei Manoktok Hitei: Pola Hubungan Masyarakat Lintas Agama dalam Mewujudkan Harmonisasi di

Kota Pematangsiantar … - 1891

Saragih, H. (2020). Patunggung adat Simalungun: Penyusunan dan Penyempurnaan Buku Adat Simalungun. Yayasan Kita Menulis.

Simarmata, M., Hasugian, J., Pudamo, M., Pasaribu, J., Saragih, H., Napitu, U., Sinurat, A., Manik, R., Purba, R., Munte, T., Nainggolan, A., & Damanik, J. (2021). Quo Vadis ‘ Sapangambei Manoktok Hitei?’ Patunggung Moto Pematangsiantar (M. Simarmata & J. Simarmata (Eds.); I). Yayasan Kita Menulis.

Siregar, N. S. S. (2016). Kajian Tentang Interaksionisme Simbolik. Perspektif, 1(2), 100–110. https://doi.org/10.31289/perspektif.v1i2.86

Theresia, D. (2017). Interaksionisme Simbolik dalam Kehidupan Bermasyarakat. SAPA Jurnal Kinetik Dan Pastoral, 12(01).Hubungan, P., & Lintas, M. (2017). LAMPUNG SELATAN Idrus Ruslan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung Abstrak A . Pendahuluan Fakta kemajemukan masyarakat Indonesia jika dilihat dari latar belakang suku bangsa , sosial budaya , bahasa dan juga agama adalah merupakan kenyataan yang t. 12(2), 129–144.

Idi, A. (2012). Harmoni Sosial: Interaksi Sosial “ Natural-Asimilatif ” antara Etnis Muslim Cina dan Melayu-Bangka. Thaqafiyyat, 13(2), 362–383.

Lubis, M. N., Joebagio, H., & Pelu, M. (2019). Dalihan Na Tolu Sebagai Kontrol Sosial Dalam Kemajuan Teknologi. Sejarah Dan Budaya Jurnal Sejarah Budaya Dan Pengajarannya, 13(1), 25–33. https://doi.org/10.17977/um020v13i12019p025

Lukmanul Hakim, A. (2022). Eksistensi Pancasila Sebagai Simbol Pemersatu Multikultural Bangsa. Jurnal Citizenship Virtues, 2(1), 223–230.

Siregar, N. S. S. (2016). Kajian Tentang Interaksionisme Simbolik. Perspektif, 1(2), 100–110. https://doi.org/10.31289/perspektif.v1i2.86

Touwely, S., Kakiay, A. C., & Makulua, K. (2020). Sirih Pinang Sebagai Simbol Pemersatu Keluarga (suatu kajian pemaknaan budaya sirih pinang dalam konteks masyarakat Riring, Kecamatan Taniwel). NOUMENA: Jurnal Ilmu Sosial Keagamaan, I(1), 12–27.

Downloads

Published

2024-09-03

How to Cite

Simarmata, R. F., & Lattu, I. Y. M. (2024). Sapangambei Manoktok Hitei : Pola Hubungan Masyarakat Lintas Agama dalam Mewujudkan Harmonisasi di Kota Pematangsiantar . Jurnal Ilmiah Global Education, 5(3), 1880–1891. https://doi.org/10.55681/jige.v5i3.3272