UPAYA PENCEGAHAN HULU HILIR STUNTING DI WILAYAH KEDUNGWUNI BARAT

Authors

  • Nur Lu’lu Fitriyani Universitas Pekalongan, Pekalongan, Indonesia
  • Marekhatun Khasanah Kesehatan Universitas Pekalongan, Pekalongan, Indonesia
  • Tiara Izza Najati Universitas Pekalongan, Pekalongan, Indonesia
  • Maghfirotur Rohmaniyah Universitas Pekalongan, Pekalongan, Indonesia
  • Nur Maulidiya Universitas Pekalongan, Pekalongan, Indonesia
  • M. Nahrul Fahreza Universitas Pekalongan, Pekalongan, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.55681/ejoin.v2i2.2370

Keywords:

Stunting, Balita, Gizi

Abstract

Stunting is short or very short based on length or height according to age which is less than -2 standard deviation (SD) on the WHO growth curve which occurs due to irreversible conditions due to inadequate nutritional intake and/or recurrent infections / chronic disease that occurs within 1000 HPK. Malnutrition occurs when the baby is in the womb and in the early stages of life after birth, but only appears after the child is 2 years old (Izwardy, 2019). This upstream-downstream effort to prevent stunting in the West Kedungwuni region was carried out for approximately 2 months from 11 July to 26 September 2023. This effort consists of 3 stages, namely the preparation, implementation and evaluation stages. Stunting cannot be treated but can be prevented. The Indonesian government has established a policy that efforts to prevent stunting are carried out through specific nutritional interventions and sensitive nutritional interventions. Specific nutritional interventions are interventions that focus on the health sector and contribute 30% to solving the stunting problem. Sensitive nutritional interventions focus on outside the health sector and contribute by 70% to solve the problem of stunting. Stunting is caused by several factors such as: low maternal knowledge, inappropriate parenting patterns, poor nutritional status, LBW, and low family economic status have a significant relationship to the incidence of stunting in children. Stunting cannot be treated but can still be prevented, several things that can be done to prevent stunting are maintaining nutritional intake at 1000 HPK (First Day of Life).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ade Tika Herawati, *. E. (2023). Edukasi Pemenuhan Gizi Dalam Upaya Pencegahan Stunting. Edukasi Pemenuhan Gizi Dalam Upaya Pencegahan Stunting, 665-666.

Amiltom, E. W. (2023). Edukasi Makanan Pendamping Asi (Mpasi) Di Desa Padang Nibung. Jurnal Abdi Rekasa, 19-21.

Andriani, U. L. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Stunting. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Stunting, 9-10.

Andriani, U. L. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Stunting. Jurnal Pengabdian Masyarakat Ipteks, 8-12.

Choliq, I. N. (2020). Pencegahan Stunting di Medokan Semampir Surabaya Melalui Modifikasi Makanan Pada Anak. Humanism Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1-10.

Christian Bommer, S. V. (2019). How socioeconomic status moderates the stunting-age relationship in low-income and middle-income countries. BMJ Global Health, 4.

Deviana, J. (2023, Juni 30). Permasalahan Stunting di Indonesia dan Penyelesaiannya. Kementerian Keuangan Republik Indonesia, pp. 1-2.

dr. Desi Fajar Susanti, M. S. (2022, Agust 26). Mengenal Apa Itu Stunting. Stunting.

dr. Kuwat Sri Hudoyo, M. (2018). Cegah Stunting itu Penting. Jakarta: Warta Kesmas.

dr. Siti Nadia Tarmizi, M. (2023, January 25). Prevalensi Stunting di Indonesia Turun ke 21,6% dari 24,4%. Sehat Negeriku, pp. 1-2.

Dwi Syalfina, A., Mafticha, E., Priyanti, S., Irawati, D., Sisca Maula, Y., Studi, P. S., Masyarakat, K., Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit, S., & Studi Profesi Kebidanan, P. (2023). Consumption of Fe Tablets As a Risk Factor for Anemia in Adolescents. Media Kesehatan Masyarakat, 5(1), 26–33. https://doi.org/10.35508/mkmhttps://ejurnal.undana.ac.id/MKM

Ginna Megawati, S. W. (2019). Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu Dalam Mendeteksi Dan Mencegah Stunting. Dharmakarya, 3.

Idham Choliq, D. N. (2020). Pencegahan Stunting Di Medokan Semampir Surabaya Melalui Modifikasi Makanan Pada Anak. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 31-40.

Indah Nurdin, S. S., Octaviani Katili, D. N., & Ahmad, Z. F. (2019). Faktor ibu, pola asuh anak, dan MPASI terhadap kejadian stunting di kabupaten Gorontalo. Jurnal Riset Kebidanan Indonesia, 3(2), 74–81. https://doi.org/10.32536/jrki.v3i2.57

Kasus Obesitas Pada Anak Meningkat, Ini Penyebabnya. (2023, July 12). Dinas Kesehatan Pemerintah Aceh, pp. 1-2.

L.M. Azhar Sa’ban, A. S. (2021). Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 10-16.

Laode Burhanuddin Mursali, K. R. (2023). Sosialisasi Mpasi Yang Tepat Sebagai Upaya Pencegahan Stunting. Jurnal Pengabdian Masyarakat.

Nova Dwi Yanti, F. B. (2020). Faktor Penyebab Stunting Pada Anak: Tinjau Literatur. Research of Education and Art Link in Nursung Journal, 6-8.

Pekalongan, P. K. (2023). Buku Pedoman Praktek Belajar Lapangan (PBL). Pekalongan: 2023.

Sri Sulistyorini, D. W. (2019). Artikel Pengabdian Masyarakat Sosialisasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Tematik Terpadu Megintegrasikan Penguatan Pendidikan Karaker (Ppk), Literasi, Dan Hots Pada Guru Sd Di Kota Semarang . Jurnal Kreatif 9, 105-112.

Unud, H. F. (2022, January 8). Intervensi Gizi Spesifik Dan Gizi Sensitif Dalam Upaya Percepatan Pencegahan Stunting Di Indonesia. Gizi, stunting.

Utami, M. M. H., Kustiyah, L., & Dwiriani, C. M. (2023). Risk Factors of Stunting, Iron Deficiency Anemia, and Their Coexistence among Children Aged 6-9 Years in Indonesia: Results from the Indonesian Family Life Survey-5 (IFLS-5) in 2014-2015. Amerta Nutrition, 7(1), 120–130. https://doi.org/10.20473/amnt.v7i1.2023.120-130

Widaningsih, I. (2024). Upaya Meningkatkan Kadar Hb Remaja Putri Dengan Mengaplikasikan Jus Kurlapa (Kurma Dan Kelapa) Di Desa Karangraharja. Jurnal Abdimas FKIP UTP Surakarta.

Downloads

Published

2024-02-07