ANALISIS RELASI MAKNA ADJEKTIVA BAHASA SASAK DIALEK NGETO-NGETE(A-A) DI DESA TEBABAN
DOI:
https://doi.org/10.55681/memace.v1i1.661Keywords:
Bahasa Daerah, Relasi Makna, AdjektivaAbstract
Penelitian dalam bahasa daerah perlu dilakukan,agar peran dan fungsi bahasa daerah dapat di pertahankan. Analisis relasi makna adjektiva dalam bahasa daerah merupakan bentuk pelestarian bahasa daerah,tujuan dari analisis ini untuk melestarikan dan memperkenalkan bahasa daerah dan mengetahui relasi maknanya.Relasi makna adjektiva sinonim dalam bahasa sasak dialek ngeto-ngete yang dijadikan fokus penelitian. Bahasa sasak memiliki banyak dialek diantaranya, dialek ngeno-ngene, dialek meno-mene, dialek ngeto-ngete dan dialek meriak-meriku. Namun penelitian ini akan di fokuskan pada dialek ngeto-ngete, alasan peneliti memilih dialek ini karna peneliti ingin melestarikan bahasa sasak dengan dialek ngeto-ngete.
Metode yang di gunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Metode di gunakan untuk menggambarkan keaadan di masyarakat desa Tebaban yang menggunakan bahasa Sasak dialek ‘ngeto-ngete’ sesuai dengan keadaan yang ada atau sesuai fakta yang ada.
Hasil yang di dapatkan dalam penelitian ini yaitu; (1) sinonim dalam bahsa sasak dialek ngeto-ngete yang digunakan masyarakat desa Tebaban diperoleh kata inges sinonimnya tao dan ceket, belek sinonimnya gantar, lenge sinonimnya yakku. (2) Antonim dalam bahasa sasak dialek ngeto-ngete yang digunakan masyarakat desa Tebaban kata yang diperoleh; luik antonimnya ahkedik,berat antonimnya deang, inges antonimnya lenge, mahal antonimnya mudak.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 MEMACE: Jurnal Linguistik, Pendidikan Bahasa Indonesia, dan Asing
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.